PERAN PEMUDA ISLAM
Kemajuan
sebuah peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh generasi muda yang menjadi pewarna, penikmat dan pelestari
jalannya kehidupan. Peradaban yang maju adalah peradaban yang memilki perpaduan
dan juga keseimbangan yang harmoni antara unsur – unsur yang membangun satu dan
lainnya. (spiritual, social, ekonomi, dan lain sebagainya). Sejarah telah
mencatat, peradaban yang dibangun oleh Rasulullah, Khulafaru Rasyidin, dan
keturunan monarki setelah mereka. Semuanya menunjukkan betapa dahsyat kehidupan
yang mereka ciptakan : membangun ekonomi, mencipta kondisi sosial yang nyaman,
dan membuat lembaga pelestari peradaban mereka, lembaga pengajaran, lembaga hukum,
dan sebagainya. Namun, itu sejarah! Sejarah yang kita pelajari cover dan daftar isinya (saja),
dan tidak ada terbesit eksplorasi
sedikitpun tentang mengapa, kenapa, bagaimana dan apa tentang kehidupan itu, sehingga
membuat kita miskin sumber dan kering inspirasi untuk mengeksekusi kehidupan
yang hedonis, matrealistis, yang ada di depan mata kita. (dan masih banyak
aliran lainnya yang bertentangan dengan Spiritual kita)
Tragis
memang jika kita memandang permasalahan ini dengan kaca mata Sense of Faith. Betapa tidak! Apa yang
telah dibangun pada masa jaya agama Islam, (ternyata) secara langsung atau
tidak seperti dihancurkan oleh peradaban yang dibangun oleh saudara seberang.
Segala peninggalan fisik maupun mental mereka benamkan, hancurkan bahkan mereka
seolah ingin menghapus semua bukti tentang peradaban Islam yang telah ada jauh
sebelum nenek moyang mereka membuat peradaban yang condong kepada kepuasan
dunia. (mungkin terlalu berlebihan memang, namun satu yang harus kita
perhatikan. Sekuat dan sebesar apapun kekuatan mereka untuk menghapus peradaban
Islam, mereka tak akan berhasil menghapus setiap cikal – bakal penerus generasi
islam, yaitu PEMUDA / PEMUDI yang selalu hidup dan hadir untuk merubah,
mengembangkan, dan meluaskan ajaran Islam jauh sebelum mereka menjadi pemuda
mereka telah dialiri darah penganut islam yang kuat).subhanallah !!
Mari
kita berbicara kekinian, dengan segala kemudahan dan juga kacanggihan
teknologi. Menyebut kemudahan yang
selalu memiliki sisi mata pisau. Mudah untuk menyebarkan kebaikan, dan begitu
pula sebaliknya. Mudah untuk menanamkan ajaran tentang harmonisasi kehidupan
yang adil, saling menghargai, dan tentram. Mudah juga untuk menanamkan bibit
kehancuran kepada mereka yang awam, yang jumlahnya adalah paling banyak dari
sebutan – sebutan manusia yang lainnya. Sejauh mana kita memandang ini, dan apa
yang akan kita lakukan kedepan dengan problema semacam ini!!
Apa
yang kemudian harus kita perankan kepada mereka yang awam tadi adalah :
mengawasi dan meluruskan kembali jika ada kemudian kita temukan hal yang
bertentangan dengan ajaran agama kita tapi dengan syarat MENGINGATKAN atau
MENGAJAK bukan dengan cara yang tidak diplomatis seperti MENCEGAH DAN BERKATA
BAHWA ITU SALAH, dan cara lainnya yang tidak bersahabat, cendrung kepada
MENGHAKIMI seenaknya, seakan kita lebih baik saja dari mereka yang sedang kita
ajak untuk konsolidasi. Yang harus kita bawahi adalah penyimpangan terhadap
ajaran agama sudah menjalar di setiap lini kehidupan, dalam skala yang besar
maupun kecil, dan tidak pandang bulu. Dalam serangan yang biasa bahkan bahaya sekalipun.
Melalui saluran – saluran kehidupan yang tidak bisa pisahkan dari kehidupan kita.
Membayangi orangtua kita, kawan – kawan kita, dan lingkungan kita.
Menurut
saya, sebelum kita berperan kepada masyarakat banyak. Kita harus berperan untuk
diri kita sendiri, untuk keluarga, dan lingkungan sekitar dan kemudian untuk
masyrakat luas. *kita butuh gerakan
bersama dan berkesinambungan untuk melakukan peran ini. Seperti perkumpulan,
komunitas, lembaga pengajaran, lembaga spiritual, dan masih banyak gerakan –
gerakan yang akan bernafas sama dan memiliki tujuan yang senada jua. ** jalur
pendidikan adalah jalur yang paling ampuh untuk menanamkan ajaran Islam, dan
dijalur ini juga kita bisa mengembangkan dan memantapkan aqidah yang dimiliki. Contoh
: dengan gerakan bersama kita membentuk sebuah lembaga pengajaran sederhana
untuk masyarakat yang berada di teritori islam(dahulunya) kemudian perlahan
berubah arah menuju spiritual seberang karena faktor X. Kita gunakan pendekatan
persahabatn yang berkebudayaan tentunya. Kita ajarkan anak – anak untuk membaca
Al-quran, dan kita selipkan pengajaran dibalik terjemahan Al-quran itu sendiri.
Kita ajak yang sebaya dengan kita untuk meramaikan tempat ibadah ketika sholat
berjama’ah dan pengajian. Dan kita ajak kaum ibu dan kaum bapak untuk semakin
yakin dengan Islam, dan mantap dan tak akan berubah lagi walau sedikitpun.
Kemudian
mari bergerak sesuai genre kehidupan masing – masing! Untuk kawan – kawan yang
suka berdiskusi, mari kita ciptakan diskusi islam. Untuk yang suka menulis,
mari menulis tentang keindahan islam. Dan begitu juga untuk yang suka dengan
Film, Mengajar, Bisnis, dan masih banyak lainnya. Intinya adalah apapun corak
pergerakan kita haruslah mengawasi dan mengajak dan mengeluarkan produk religi
(dalam bahasa saya) yang bisa mempengaruhi dan memantapkan keyakinan tentang
ajaran Islam kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada dunia (insya Allah).
Jauh
sebelum ini, hal serupa telah dilakukan oleh pendahulu (sahabat, mujahid dan
dermawan islam zaman Rasulullah dan setelahnya). Kita sudah dengar Khulafur
Rasyidin dengan segala kepemimpinan yang mereka peragakan, Ibnu sina yang bergerak melalui pendidikan dan
kesehatan, dan masih banyak lagi. Dan kalau bisa mungkin ada seorang seperti
khadijah (istri Rasulullah) yang mengobarkan harta bendanya untuk kemajuan
Islam. Namun jika mahluk seperti itu hadir, maka islam pasti akan jaya dan
gilang – gemilang seperti dulu.
Semua
ini tidak bisa kita lakukan sendiri, harus kita lakukan bersama – sama,
menyeluruh, dan berkesinambungan tentunya. Namun kita harus memerankan diri
kita sendiri – sendiri, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita. Sebagai
pemuda yang mendiskusikan problema aqidah, yang menuliskan setiap keindahan
Islam, yang berkreasi dalam nada dakwah, berbisnis dengan muamalah dan lain
sebagainya. Dan hendaknya akan datang dermawan (zaman sekarang orang lebih
gambling menyebut sebagai kapitalis, naudzubillah)
yang mewadahi pergerakan ini semua, melancarkan setiap peran yang kita lakukan
dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah.
Dan satu hal yang tidak boleh
kita ingkari adalah “ jangan pernah mengajari setiap kesalahan yang
diperbuat oleh saudara – saudara kita, karena boleh jadi, mereka yang kita ajar
lebih mulia dari kita sebelumnya. Namun ajak dan pahami mengapa mereka
melakukan hal itu, lalu kemudian berikan contoh dengan perbuatan yang baik,
sampaikan dengan lisan nan lembut, dan kerjakan dengan hati yang lapang, maka
perlahan ajaran Islam akan hadir kembali mengisi batin dan kehidupan lahir
mereka yang melakukan kekhilafan, melakukan kesalahan, dan jauh dari petunjuk Alla
swt.” Barokallahu fil qur’anil hakim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar