Kamis, 03 Januari 2013


PERAN PEMUDA ISLAM
               Kemajuan sebuah peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh generasi muda  yang menjadi pewarna, penikmat dan pelestari jalannya kehidupan. Peradaban yang maju adalah peradaban yang memilki perpaduan dan juga keseimbangan yang harmoni antara unsur – unsur yang membangun satu dan lainnya. (spiritual, social, ekonomi, dan lain sebagainya). Sejarah telah mencatat, peradaban yang dibangun oleh Rasulullah, Khulafaru Rasyidin, dan keturunan monarki setelah mereka. Semuanya menunjukkan betapa dahsyat kehidupan yang mereka ciptakan : membangun ekonomi, mencipta kondisi sosial yang nyaman, dan membuat lembaga pelestari peradaban mereka, lembaga pengajaran, lembaga hukum, dan sebagainya. Namun, itu sejarah! Sejarah yang  kita pelajari cover dan daftar isinya (saja), dan tidak ada terbesit  eksplorasi sedikitpun tentang mengapa, kenapa, bagaimana dan apa tentang kehidupan itu, sehingga membuat kita miskin sumber dan kering inspirasi untuk mengeksekusi kehidupan yang hedonis, matrealistis, yang ada di depan mata kita. (dan masih banyak aliran lainnya yang bertentangan dengan Spiritual kita)
              Tragis memang jika kita memandang permasalahan ini dengan kaca mata Sense of Faith. Betapa tidak! Apa yang telah dibangun pada masa jaya agama Islam, (ternyata) secara langsung atau tidak seperti dihancurkan oleh peradaban yang dibangun oleh saudara seberang. Segala peninggalan fisik maupun mental mereka benamkan, hancurkan bahkan mereka seolah ingin menghapus semua bukti tentang peradaban Islam yang telah ada jauh sebelum nenek moyang mereka membuat peradaban yang condong kepada kepuasan dunia.  (mungkin terlalu berlebihan  memang, namun satu yang harus kita perhatikan. Sekuat dan sebesar apapun kekuatan mereka untuk menghapus peradaban Islam, mereka tak akan berhasil menghapus setiap cikal – bakal penerus generasi islam, yaitu PEMUDA / PEMUDI yang selalu hidup dan hadir untuk merubah, mengembangkan, dan meluaskan ajaran Islam jauh sebelum mereka menjadi pemuda mereka telah dialiri darah penganut islam yang kuat).subhanallah !!
          Mari kita berbicara kekinian, dengan segala kemudahan dan juga kacanggihan teknologi. Menyebut kemudahan yang selalu memiliki sisi mata pisau. Mudah untuk menyebarkan kebaikan, dan begitu pula sebaliknya. Mudah untuk menanamkan ajaran tentang harmonisasi kehidupan yang adil, saling menghargai, dan tentram. Mudah juga untuk menanamkan bibit kehancuran kepada mereka yang awam, yang jumlahnya adalah paling banyak dari sebutan – sebutan manusia yang lainnya. Sejauh mana kita memandang ini, dan apa yang akan kita lakukan kedepan dengan problema semacam ini!!
            Apa yang kemudian harus kita perankan kepada mereka yang awam tadi adalah : mengawasi dan meluruskan kembali jika ada kemudian kita temukan hal yang bertentangan dengan ajaran agama kita tapi dengan syarat MENGINGATKAN atau MENGAJAK bukan dengan cara yang tidak diplomatis seperti MENCEGAH DAN BERKATA BAHWA ITU SALAH, dan cara lainnya yang tidak bersahabat, cendrung kepada MENGHAKIMI seenaknya, seakan kita lebih baik saja dari mereka yang sedang kita ajak untuk konsolidasi. Yang harus kita bawahi adalah penyimpangan terhadap ajaran agama sudah menjalar di setiap lini kehidupan, dalam skala yang besar maupun kecil, dan tidak pandang bulu. Dalam serangan yang biasa bahkan bahaya sekalipun. Melalui saluran – saluran kehidupan yang tidak bisa pisahkan dari kehidupan kita. Membayangi orangtua kita, kawan – kawan kita, dan lingkungan kita.
                Menurut saya, sebelum kita berperan kepada masyarakat banyak. Kita harus berperan untuk diri kita sendiri, untuk keluarga, dan lingkungan sekitar dan kemudian untuk masyrakat luas.  *kita butuh gerakan bersama dan berkesinambungan untuk melakukan peran ini. Seperti perkumpulan, komunitas, lembaga pengajaran, lembaga spiritual, dan masih banyak gerakan – gerakan yang akan bernafas sama dan memiliki tujuan yang senada jua. ** jalur pendidikan adalah jalur yang paling ampuh untuk menanamkan ajaran Islam, dan dijalur ini juga kita bisa mengembangkan dan memantapkan aqidah yang dimiliki. Contoh : dengan gerakan bersama kita membentuk sebuah lembaga pengajaran sederhana untuk masyarakat yang berada di teritori islam(dahulunya) kemudian perlahan berubah arah menuju spiritual seberang karena faktor X. Kita gunakan pendekatan persahabatn yang berkebudayaan tentunya. Kita ajarkan anak – anak untuk membaca Al-quran, dan kita selipkan pengajaran dibalik terjemahan Al-quran itu sendiri. Kita ajak yang sebaya dengan kita untuk meramaikan tempat ibadah ketika sholat berjama’ah dan pengajian. Dan kita ajak kaum ibu dan kaum bapak untuk semakin yakin dengan Islam, dan mantap dan tak akan berubah lagi walau sedikitpun.
               Kemudian mari bergerak sesuai genre kehidupan masing – masing! Untuk kawan – kawan yang suka berdiskusi, mari kita ciptakan diskusi islam. Untuk yang suka menulis, mari menulis tentang keindahan islam. Dan begitu juga untuk yang suka dengan Film, Mengajar, Bisnis, dan masih banyak lainnya. Intinya adalah apapun corak pergerakan kita haruslah mengawasi dan mengajak dan mengeluarkan produk religi (dalam bahasa saya) yang bisa mempengaruhi dan memantapkan keyakinan tentang ajaran Islam kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada dunia (insya Allah).
                                Jauh sebelum ini, hal serupa telah dilakukan oleh pendahulu (sahabat, mujahid dan dermawan islam zaman Rasulullah dan setelahnya). Kita sudah dengar Khulafur Rasyidin dengan segala kepemimpinan yang mereka peragakan,  Ibnu sina yang bergerak melalui pendidikan dan kesehatan, dan masih banyak lagi. Dan kalau bisa mungkin ada seorang seperti khadijah (istri Rasulullah) yang mengobarkan harta bendanya untuk kemajuan Islam. Namun jika mahluk seperti itu hadir, maka islam pasti akan jaya dan gilang – gemilang seperti dulu.
           Semua ini tidak bisa kita lakukan sendiri, harus kita lakukan bersama – sama, menyeluruh, dan berkesinambungan tentunya. Namun kita harus memerankan diri kita sendiri – sendiri, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita. Sebagai pemuda yang mendiskusikan problema aqidah, yang menuliskan setiap keindahan Islam, yang berkreasi dalam nada dakwah, berbisnis dengan muamalah dan lain sebagainya. Dan hendaknya akan datang dermawan (zaman sekarang orang lebih gambling menyebut sebagai kapitalis, naudzubillah) yang mewadahi pergerakan ini semua, melancarkan setiap peran yang kita lakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah.
Dan satu hal yang tidak boleh kita ingkari adalah “  jangan pernah mengajari setiap kesalahan yang diperbuat oleh saudara – saudara kita, karena boleh jadi, mereka yang kita ajar lebih mulia dari kita sebelumnya. Namun ajak dan pahami mengapa mereka melakukan hal itu, lalu kemudian berikan contoh dengan perbuatan yang baik, sampaikan dengan lisan nan lembut, dan kerjakan dengan hati yang lapang, maka perlahan ajaran Islam akan hadir kembali mengisi batin dan kehidupan lahir mereka yang melakukan kekhilafan, melakukan kesalahan, dan jauh dari petunjuk Alla swt.” Barokallahu fil qur’anil hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar