Sabtu, 29 November 2014

Publik Arkeologi



The Many Publics for Archaeology
McManamon

            Arkeologi dalam perkembangannya memang tidak akan terlepas dari masyarakat. Data yang kita butuhkan bersumber dari masyarakat, penelitian dan kajian dilakukan di lingkungan masyarakat, hasil analisa dan interpretasi, serta laporan akan kembali dilaporkan kembali kepada masyarakat. Seiring perkembangan kata “masyarakat” diubah menjadi “publik” dan sampai saat ini semua dihubungkan dengan publik, hingga menjadi arkeologi publik.
            Dalam artikel ini McManamon, menguraikan bagaimana amerika merancang, membangun dan mengembangkan sistem terkait dengan edukasi publik khusus arkeologi. Tujuan edukasi publik tersebut adalah : menjadikan sebagai asset pendidikan nasional, merangkum data, mengurangi kriminalitas, mendukung kegiatan kurasi, mengembangkan interpretasi, melebarkan parsitipasi publik terhadap kegiatan arkeologis. Untuk membangun sebuah sistem ini, tentu saja membutuhkan dukungan dari semua unsur. Unsur – unsur terkait dengan edukasi publik terdiri dari : masyarakat umum, akademisi, parlemen, pemerintahan, orang asing dan pihak lainnya yang mempunyai tujuan dan visi yang sama untuk melestarikan budaya bendawi yang historis. Setiap unsur bergerak sesuai dengan kapasitas masing – masing untuk membangkitkan kesadaran publik tentang perawatan, kerusakan dan konservasi cagar budaya. Langkah selanjutnya adalah membangun sistem satu protokol yang menangani semua permasalahan tentang arkeologi. Sistem dibangun dari dua arah. Dari luar dan dalam. Dari luar merupakan koordinasi semua pihak yang mempunyai tujuan untuk pelestarian dan pemberdayaan situs, sedangkan dari dalam mempersiapkan SDM yang handal dan ahli di masing – masing bidang (spesialisasi). Terkait satu protocol, jelas dan nyata protocol ini dibawah payung pemerintah yang kuat dan berbadan hokum serta dilindungi undang – undang.

            Berkaca dengan edukasi publik karangan McManamon yang sudah dimulai sejak 1990-an, lantas apa yang harus kita perbuat untuk sistem yang ada di Indonesia saat ini. Evaluasi, dan perbaikan bertahap dan efektif harus dilakukan semua pihak untuk merampungkan dan memperbaiki sistem yang ada. Bahkan kadang muncul pertanyaan protokol apa yang kita gunakan, dimana dan siapa yang memegang kendali dengan protokl tersebut. Sudahkah protokol ini melibatkan masyarakat umum, akademisi, parlemen, pemerintah atau pun orang asing ? semua kembali kepada kita, masing – masing personal.